Cerita menarik ini diambil dari Erabaru.net ,silakan disimak ceritanya:
Hal apa pun yang terjadi di dunia ini menyerupai
aliran air di sungai, yang setiap saat setiap detik selalu terjadi
beraneka ragam perubahan.
Namun di masa kini masih terdapat banyak sekali
orang yang tidak mengerti akan bagaimana memanfaatkan sebaik-baiknya
hari ini, dan tidak menghargai kesempatan berharga yang telah
terpampang di depan mata.
Malah justru
mencemaskan apa yang akan terjadi pada dirinya sendiri di masa
mendatang nanti. Sesungguhnya waktu sama sekali tak identik dengan uang
yang dapat kita tabung sebagai persediaan bila kita membutuhkannya.
Yang dapat kita manfaatkan adalah waktu yang seketika ini yang telah
diberikan kepada kita, yaitu hari ini, dan sekarang ini.
Di
zaman dahulu kala di negeri Tiongkok ada seorang biksu kecil yang
tugasnya adalah menyapu halaman kuil hingga bersih. Setiap hari dia
harus bangun pagi-pagi sekali.
Sebenarnya halaman
kuil sudah sangat bersih, satu-satunya yang perlu disapu adalah
dedaunan kering yang rontok dan berserakan dimana-mana. Bangun di pagi
hari untuk menyapu rerontokan daun adalah tugas yang sangat
menyengsarakan.
Lebih-lebih lagi di saat
peralihan musim gugur dan musim dingin setiap tahunnya. Dedaunan
beterbangan memenuhi angkasa mengikuti tiupan angin dalam jumlah yang
sangat banyak.
Dibutuhkan waktu yang sangat lama
setiap paginya untuk dapat membersihkan halaman kuil dari dedaunan
tersebut, hal ini sangat memusingkan kepala si biksu kecil, ia terus
menerus memikirkan suatu cara yang bagus agar dirinya bisa agak santai.
Kemudian
ada seorang bikshu di kuil tersebut yang menganggap dirinya sendiri
sangat cerdas, ia berkata pada si biksu kecil, “Besok sebelum kamu
mulai menyapu, gunakanlah tenaga yang kuat untuk menggoyang-goyangkan
pohon-pohon itu terlebih dulu. Agar semua dedaunan rontok. Bukankah
dengan begitu lusa kamu sudah tidak perlu menyapu dedaunan lagi?”
Begitu
mendengar perkataan tersebut si biksu kecil lantas berpikir bahwa cara
tersebut adalah cara penyelesaian yang baik dan tuntas untuk
selama-lamanya.
Maka keesokan paginya ia
menggoyang setiap pohon dengan segenap kekuatannya, dengan demikian ia
mengira bisa menyapu bersih semua rerontokan dedaunan yang jatuh pada
hari ini dan sekaligus juga semua daun yang akan rontok keesokan
harinya, sepanjang hari itu ia amat girang.
Namun
keesokan paginya ketika si biksu kecil itu pergi ke halaman untuk
melihat-lihat, ia segera tertegun : halaman itu masih seperti sedia
kala, penuh dengan dedaunan yang rontok yang berserakan di mana-mana.
Ketika itu pula sang kepala biara melewati tempat itu, beliau melihat
keadaan si biksu kecil yang menjadi murung. Setelah menanyakan dengan
jelas duduk perkaranya, beliau pun berkata pada si biksu kecil, “Anak
bodoh, seberapa pun besar tenaga yang telah kau kerahkan, keesokan
harinya dedaunan itu masih tetap akan rontok juga.”
Setiap
kejadian semuanya adalah kehendak dari Langit. Terdapat sangat banyak
kejadian di dunia ini yang tidak bisa kita percepat lebih awal agar
terjadi sekarang.
Memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya hari ini merupakan sikap menghadapi kehidupan yang
paling tepat. Sebenarnya kehidupan ini tidak terlalu banyak memerlukan
pengaharapan atas hari esok. Karena pada hakikatnya hari esok itu masih
penuh dengan ketidakpastian yang tidak dapat dijelaskan.
Besok,
kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi, bagaimana perubahan
di dalam lingkungan di sekitar kita. Karena gambaran di dalamnya itu
samar-samar, menyebabkan orang sulit menyadari, sulit memahami dan
sulit untuk diraba.
Jika seseorang semata-mata
hanya mengharapkan esok hari, maka ia bisa tanpa disengaja memboroskan
hari ini dengan sia-sia. Mencampakkan hari ini begitu saja, melepaskan
kesempatan yang berharga, sehingga membuat waktu yang begitu indah dari
hari ini terlewatkan sambil lalu dengan sia-sia.
Hanya
waktu pada hari ini, yang benar-benar nyata. Rel kehidupan di hari ini
membuat semua keberhasilan dan kegagalan yang dicapai kemarin menjadi
tidak berarti, hari ini bisa menghapus air mata dan kepedihan yang
dialami kemarin, membuat cita-cita kemarin terwujud pada hari ini.
Bisa
memanfaatkan hari ini dengan sebaik mungkin berarti telah benar-benar
menghargai titik terpenting dari waktu, telah menanamkan benih
ketulusan dan kebaikan di tanah yang subur pada hari ini, baru dapat
memperoleh suatu akhir yang bahagia di kemudian hari.
Menghargai
hari ini, Anda tidak akan menyia-nyiakan waktu. Menghargai hari ini,
Anda tidak akan melewatkan kesempatan dan nasib. Menghargai hari ini
barulah Anda benar-benar menyayangi jiwa Anda sendiri. Menghargai hari
ini, Anda baru akan bisa mendapatkan kehidupan yang kaya dan tanpa
penyesalan.
Kesimpulan:
Segala sesuatu yang dilakukan dengan jalan pintas ,tidak berarah,mendaki tujuan tapi tak napak dan terburu-buru ingin selesai akan berbuah lelah dan memenjarakan diri .karena,lagi-lagi berperang batin dengan otak yang dipaksa harus selesai ,dan action tidak menyesuaikan dengan kehidupan riil.
Sedangkan,Segala sesuatu yang dilakukan terus-menerus dan sabar bisa dikatakan kerja keras pasti akan berbuah kesejahteraan